Wednesday, September 25, 2013

Senandung Lagu



senandung lagu bergerak kencang 
 memainkan simponi dalam kehidupan yang keras 
masih terasa derasnya keringat di wajah
meneteskan butiran - butiran semangat 
 pengejaran sebuah mimpi

masih saja aku hanya termenung 
entah apa yang ku nanti
kupejam kan mata
kurasa derunya angin menerpa badan 

senandung lagu brgerak kencang
memainkan simponi dalam kehidupan yang keras
sang surya mengawasi penuh harap
ciptakan setiap inci bayangan
 tercipta sisi gelap dalam pemikiranku

masih saja aku hanya termenung
entah apa yang ku nanti
terngiang begitu banyak angan tak tergapai
tercipta setiap goresan luka
luka yang tak terlihat hanya terasa

simponi hidup berlatar duka
lagu tercipta berazaz lara
hanya mempertahankan sebuah keyakinan hati
masih termenung 
bersama tenggelamnya sang surya 

Jangan menunggu Hujan

sebuah jalan menuju terangnya kehidupan,setiap manusia berjuang tanpa henti untuk membahagiakan dirinya.begitu juga diriku selalu mengejar mimpi,mimpi yang begitu banyak dan tak kenal lelah untuk menggapainya,hari yang berat kujalani menyusuri jalan untuk mencari sebuah pekerjaan.begitu banyak pintu telah aku ketuk sebagian menyambut dengan ramah namun tak sedikit pula langsung menolak dengan nyata dan blak blakan,sungguh berat perjuangan hidup ini untuk mencari sesuap nasi.kuhentikan langkah disebuah warung memesan minuman untuk melepas dahaga beristirahat sejenak untuk melemaskan otot - otot kaki yang letih.mataku berselancar menelusuri pemandangan jalan didepan warung kebetulan letaknya memang di pinggir jalan sehingga banyak orang berlalu lalang melintas.mataku tertuju kepada seorang bapak sudah paruh baya,mengenakan kemeja sembari menenteng sebuah map coklat di tangannya,dia berjalan bergegas menghampiri pemilik warung yang kusingggahi sembari memesan minuman "bang teh botol satu"teriaknya,
diletakan map yang dpegangnya di atas meja,tangannya menyambar teh botol yang disuguhkan sang pemilik warung ,kucermati dalam dalam wajahnya yang bermandikan keringat,aku beranikan diri memulai perbincangan
 " kayanya haus bener pak  ?"tanya ku sambil menyreput minuman
" iya,habis perjalanan jauh "jawabnya 
"wah pantas,kalau boleh tahu dari mana pak ? "
"dari kuningan ketemu client tapi tadi pulang kejebak macet di slipi "
"memang daerah slipi sudah jadi biasa macetnya minta ampun " ucapku sembari menggelengkan kepala
 "entah kapan jakarta bisa ngga macet " gumamnya
"nanti pak kalo bapak jadi gubernurnya "mencoba bergurau
"(dibalasnya dengan tawa)bener juga de,ngomong - ngomong ade sendiri habis dari mana ?" tanyanya semabari melirik kearah ku
"dari kantor itu pak (menunjuk gedung tinggi di depan)nglamar kerja "
"nglamar kerja jadi apa ? " tanya nya lagi. 
"pengen nya sih jadi direktur pak tapi adanya buat jadi admin " semua tertawa mendengar jawabanku 
dan kami pun mulai mebicarakan banyak hal ditengah bisingnya keramaian jalan mula mula kami membicarakan kehidupan di jakarta,kehidupan pribadi kami,percakapan pun berlanjut sampai aku tahu beliau bernama bapak SURYA beliau mempunyai seorang istri ,2orang anak dan tinggal di daerah tanah abang jakarta pusat,pak surya telah merantau 15tahun dari klaten tempat asalanya dan bekerja dibidang marketing di sebuah perusahaan swasta,dari pembicaraan beliau aku tahu bahwa pak surya adalah sosok orang yang sederhana,tekun dan ulet,itu terlihat juga dari raut wajah beliau yang selalu memancarkan raut wajah bahagia sekalipun ternyata beliau tidak mendapatkan hasil hari ini .dan beliau juga memberi nasehat padaku bahwa hidup ini harus banyak bersyukur,beliau pun melontarkan sebuah pepatah " jangan mengharap air hujan jika kita sudah punya air untuk minum " aku mengerti apa maksud perkataan beliau,kudengar dengan serius setiap pembicaraan beliau mencoba menggali pelajaran dari kehidupannya.waktu telah berlalu tak terasa telah banyak hal yang kita bicarakan,kamipun telah saling mengenal dan bertukar no handpone dan mulai ditengoknya jam ditangan beliau terlihat jam 13:15 WIB,segera di letakan minuman ditangannya dan diambil nya lagi map yang tergeletak diatas meja dibelakangnya,sembari merogoh uang dari saku membayar teh botol yang beliau minum 
"bang brapa ,sekalian sama punya adenya ?"tanya nya kepemilik warung
" Ah ga usah pak " jawabku
" ngga apa apa "
" wah jadi ngrepotin ini " sembari tersenyum
" anggap aja rezeki ade hari ini "
" kalo begitu terima kasih banyak pak sudah di traktir "
" jadi 10ribu pak " sahut pedagang 
" kalo begitu saya duluan De " sembari memberi uang kepedagang
" nanti saya kabari kalo ada informasi kerja " bangkit dari tempat duduknya
" oh iya pak sekali lagi terima kasih banyak ini " ucapku pada beliau
" kapan - kapan mampir kerumah main kalo ngga sibuk "sembari berjalan meninggalkan warung dan melambaikan tangan kepadaku 
"iya pak nanti kapan kapan  mampir ketempat bapak"sembari membalas lambaian tangannya
aku pun tak berapa lama bangkit dari tempat duduk melanjutkan kembali perjalan mencari lowongan pekerjaan,dalam perjalanan aku terfikir kembali perkataan beliau bahwa manusia harus banyak bersyukur karena hanya dengan begitu hidup kita akan menjadi tenang,sekalipun kegagalan yang di peroleh namun semua ada hikmah di baliknya...

Thursday, September 19, 2013

Lembah tak berpasir



Bercahaya
meneduh kan hati 
tenggelam dalam alunan nada nada ke hampaan 
kutatap 
dalam,,, makin dalam,,, dan lebih dalam ,,,
masih tersesat dalam lembah yang tak berpasir 
menyeret semua kepedihan dan menghancurkannya laksana karang yang terkikis
perlahan,,,, 
pelan,, pelan ,,, dan semakin pelan,,,,
kuncup bunga itu mulai layu 
tak pernah terbayang dirinya takan pernah menampakan keindahan 
hanya sebuah ratapan kuiring,,,,
kutatap dan semakin kutatap
warna mulai memudar termakan waktu
tangkai menguning dan menggugur kan dedaunan
layu sudah kuncup termakan zaman
tenggelam dalam lembah tak berpasir 
terkoyak mati dan terlupa 

JALANNYA MEMANG BEGITU

dalam mengarungi sebuah kehidupan,manusia akan mempunyai sebuah tujuan,dan tujuan itu adalah sebuah mimpi yang akan kita gapai,begitu pula dengan diriku yang mencoba menggapai mimpi itu,entah lah mimpi yang dalam pandangan biasa terlihat mudah bahkan dianggap sebelah mata,bukan karena kecilnya mimpiku tapi karena kemampuanku yang diragukan dalam mewujudkannya tapi aku masih tetap yakin bahwa mimpiku akan bisa kuwujudkan meski harus kutebus dengan banyak hal,tapi mungkin itu adalah sebuah ketentuan hukum seperti alkimia tentang pertukaran setara " apa yang kamu dapatkan harus ditukar dengan harga yang setara "
seperti mimpiku untuk selalu dekat dengan seseorang yang aku cintai,untuk menggapainya aku harus mengorbankan berbagai hal dalam kehidupanku meninggalkan semua mimpiku dam memulai dari awal apa yang telah aku bangun sekian lama,harus aku tinggalkan begitu saja karena seperti kata pepatah bahwa kesempatan takan datang dua kali,tanpa berfikir panjang dan tergesa gesa langsung saja aku terima tawaran yang pada akhirnya sedikit menimbulkan penyesalan dalam hati,tapi bukan karena pengorbanan itu yang aku sesali bukan pula karena keputusan yang aku ambil tetapi karena aku terlalu naif mencintai,terlalu bodoh menyayangi seseorang dan bahkan tak pernah sekalipun aku mampu disisinya,aku hanya mampu memandang wajahnya dari kejauhan menatap semua keindahan dalam dirinya dengan senyum kepuasan,hingga aku mulai merasakan kelelahan dan mulai berhenti untuk mengejarnya aku mulai mengubah haluan kehidupan yang aku sendiri belum menemukan tujuan hidup ku yang baru selama ini aku hanya bermimpi untuk mengejarnya dan terus mencintainya hingga pada akhirnya sadar bahwa hidup ku masih lebih berharga dari pada mengejarnya. mulailah tercipta beribu mimpi dalam angan angan ku tergantung tinggi dan membuat ku tak bisa memulai langkah dan kehilangan akal sehat untuk berfikir,karena disibukan memilih mimpiku dan hanya mengukur masalah tanpa bertindak,jalannya memang begitu yang harus aku jalani mewujudkan mimpi dan tidak semua mimpi itu bisa kita gapai.